Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM (EYD: Basuki Cahaya Purnama, nama Tionghoa: Zhōng Wànxié / 钟万勰) (lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966), atau paling dikenal dengan panggilan Hakka Ahok, adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta dari 15 Oktober 2012 yang mendampingi Gubernur Joko Widodo.
Sebelumnya Ahok merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar namun mengundurkan diri pada 2012 setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Dia pernah pula menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur, yang populer sebutan masyarakat setempat dengan singkatan Kabupaten Beltim.
Pada tahun 2012, ia mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo, wali kota Solo. Basuki juga merupakan kakak kandung dari dr. Basuri Tjahaja Purnama, M.Gizi.Sp.GK., Bupati Kabupaten Belitung Timur (Beltim) periode 2010-2015.
Dalam pemilihan gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu
dengan presentase 53,82% suara. Pasangan ini dicalonkan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra).
Masa kecil
Basuki adalah putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong
Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw). Ia memiliki tiga orang
adik, yaitu dr. Basuri Tjahaja Purnama, M.Gizi.Sp.GK. (dokter PNS dan Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety, S.H., L.L.M. (praktisi hukum), Harry Basuki, M.B.A. (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan). Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).
Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur,
hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama.
Setamat dari sekolah menengah pertama, ia melanjutkan sekolahnya di Jakarta. Sekalipun demikian, ia selalu berlibur ke kampung halaman.
Pendidikan dan dunia bisnis
Basuki melanjutkan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti. Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Insinyur Geologi
pada tahun 1989, Basuki pulang kampung dan menetap di Belitung serta
mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor
pertambangan PT Timah.
Dua tahun kemudian, Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Gelar Magister Manajemen (M.M.) diraihnya, dan kemudian ia bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
Pada 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand
(GPS) pada tahun 1995. Pada tahun 1995, Basuki memutuskan berhenti
bekerja di PT Simaxindo Primadaya. Ia kemudian mendirikan pabrik di
Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Pabrik pengolahan pasir kuarsa tersebut adalah yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Lokasi pembangunan pabrik ini adalah cikal bakal tumbuhnya kawasan
industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik
(KIAK).
Pada akhir tahun 2004, seorang investor Korea berhasil diyakinkan untuk membangun Tin Smelter (peleburan bijih timah)
di KIAK. Investor asing tersebut tertarik dengan konsep yang disepakati
untuk menyediakan fasilitas komplek pabrik maupun pergudangan lengkap
dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK.
Karier, sosial, dan politik
Pada tahun 2004 Basuki terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Partai PIB adalah partai politik yang didirikan oleh Alm. Sjahrir.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun
2005, Basuki berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati
Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen
pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Belitung Timur definitif pertama. Pasangan Basuki-Khairul ini unggul di
Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara Partai Bulan Bintang
(PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu. Basuki kemudian
mengajukan pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam
Pilgub Bangka Belitung 2007. Pada 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan
jabatannya kepada wakilnya, Khairul Effendi.
Di pilkada Gubernur Babel tahun 2007, Basuki mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur. Mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Basuki untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung dan ikut berkampanye untuknya. Gus Dur menyatakan bahwa "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya". Namun dalam pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh Eko Maulana Ali.
Pada 2008, ia menulis buku biografi berjudul "Merubah Indonesia".
Pada tahun 2012, Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo.
Penghargaan
Basuki memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari unsur
penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri
dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara,
pada tanggal 1 Februari 2007. Ia dinilai berhasil menekan semangat
korupsi pejabat pemerintah daerah, antara lain dengan tindakannya
mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat,
yaitu untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis
bagi masyarakat Belitung Timur.
Ia juga terpilih menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia, yang dipilih oleh Tempo.
Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2013 memberikan beliau gelar Tokoh Kontroversial.
Keluarga
Basuki menikah dengan Veronica, S.T. kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas, Nathania, dan Daud Albeenner.
Posting Komentar